Ranggonseni.com - Menyandang nama besar adalah buah dari proses perjalanan panjang seseorang dalam bekiprah di panggung kehidupan. Itulah catatan berharga bagi seorang Ipang Supendi, Maestro Seniman Tarling Indramayu.
Mempunyai bakat seni sejak masih duduk dikelas 5 SD, Ipang Supendi sampai saat ini masih tetap berkarya. Ia terus eksis dan mendedikasikan seluruh hidupnya dalam musik tarling.
Ia mulai menjadi seniman saat ayahnya mendirikan grup tarling Irama Muda pada tahun 1970. Ia ikut menjadi panjak (red : musisi) di grup tersebut sebagai pengendang.
Pria yang akrab dipanggil dengan sebutan Mama Ipang itu, lahir di Desa Sukasari Blok Dongkal Kecamatan Arahan - Indramayu pada tahun 1958. Saat ini ia termasuk maestro tarling yang masih hidup dan eksis berkarya.
Pada tahun 1977 grup yang dikomandoi ayahnya bubar, kemudian pria dua anak ini banting setir mendalami dunia tarik suara dengan bergabung bersama Dadang Darniah, Endang Darma group dari Desa Bogor Sukra Indramayu.
Menjadi wirasuara di grup Endang Darma, mama Ipang mulai belajar mendalami dunia tarik suara bergenre tarling, dari mulai bahasa sampai langgam dari seorang Dadang Darniah, pesinden tersohor pada masa itu.
Berkat kepiawaianya, pada tahun 1980 Mama Ipang kemudian ikut rombongan grup tarling Bayangkara Putra Buana, yang pada waktu itu di pimpin H.W. Ismail setelah bubarnya grup Endang Darma. Ia bergabung selama lima tahun di grup ini.
Sejak bergabung dengan grup Bayangkara namanya melejit. Honornya pun paling tinggi. Waktu itu ia dibayar sebesar Rp. 4.000 sampai Rp. 7.500.
Setelah keluar dari grup Bayangkara, beliau pun mendirikan grup tarling sendiri yang diberi nama Purbaya pada tahun 1985, namun karena ketidakmampuan soal manajeman akhirnya grup itu hanya bertahan 4 tahun.
Maestro tarling yang menikahi perempuan asal desa Arjasari ini, selain dikenal sebagai wirasuara juga seorang pencipta lagu. Sudah ratusan lagu serta beberapa lakon drama tarling yang berhasil ditelurkan. Pada jaman itu karya-karyanya menjadi viral dan trending.
Diantara karya-karyanya, drama tarling Riwayat Si Jaka Pendil, lagu bareng-bareng Janji, darwijem, turnyep raja bokong, jurang pemisah, mertua campur tangan, katon ning mata, kapan rangdane, wadon sejati, mertua buang raine, donang, akeh Cobaan dan masih banyak lagi.
Sejak bergabung dengan grup Bayangkara namanya melejit. Honornya pun paling tinggi. Waktu itu ia dibayar sebesar Rp. 4.000 sampai Rp. 7.500.
Setelah keluar dari grup Bayangkara, beliau pun mendirikan grup tarling sendiri yang diberi nama Purbaya pada tahun 1985, namun karena ketidakmampuan soal manajeman akhirnya grup itu hanya bertahan 4 tahun.
Maestro tarling yang menikahi perempuan asal desa Arjasari ini, selain dikenal sebagai wirasuara juga seorang pencipta lagu. Sudah ratusan lagu serta beberapa lakon drama tarling yang berhasil ditelurkan. Pada jaman itu karya-karyanya menjadi viral dan trending.
Diantara karya-karyanya, drama tarling Riwayat Si Jaka Pendil, lagu bareng-bareng Janji, darwijem, turnyep raja bokong, jurang pemisah, mertua campur tangan, katon ning mata, kapan rangdane, wadon sejati, mertua buang raine, donang, akeh Cobaan dan masih banyak lagi.
Ipang Supendi sebagai pribadi juga pernah tersandung kasus hukum pada tahun 2002 tentang kepemilikan senpi, yang memenjarakan beliau.
"Saya ditipu oleh seseorang yang saya sendiri tidak terlalu mengenalnya, dia menitipkan senjata api pada saya, dia mengaku seorang anggota polisi dari jakarta yang berdinas di Indramayu, padahal dia adalah penjahat tukang todong yang mengaku sebagai anggota, pada suatu saat ia tertangkap tangan dan mengaku kalau ia punya senjata yang dibeli dari saya, padahal saya bukan pemiliknya akan tetapi karena pengakuanya saya kemudian dihukum 3 bulan 10 hari, pada waktu itu saya merasakan pahit getirnya hidup dibalik jeruji besi, dan pada waktu itu pula saya menciptakan sebuah karya lagu yang saya beri judul "akeh cobaan", saya buat berdasarkan kisah hidup saya yang ditinggalkan, anak saya meninggal dunia serta menyandang hidup sebagai narapidana", ungkap mama Ipang sambil menitikan air mata mengenang kisahnya dulu.
Pimpinan grup tarling Darwijem, masih sering mendapat job permintaan pembuatan lagu untuk para artis pantura, dan sekarang ini tinggal bersama istri beserta cucunya di desa Sukasari Blok Dongkal.
Diusianya yang sepuh ini, beliau hanya bisa berpesan kepada para junior untuk terus menjaga warisan budaya tarling.
"Ya buat para junior junior artis tarling saya berharap terus jaga dan lestarikan genre musik tarling jangan sampai hilang", pungkas Mama Ipang. (Munawir Sazali /RS)***
"Ya buat para junior junior artis tarling saya berharap terus jaga dan lestarikan genre musik tarling jangan sampai hilang", pungkas Mama Ipang. (Munawir Sazali /RS)***